Image Hosted by ImageShack.us

Rabu, 05 November 2008

Sebenarnya Ini Kerjasama

Banyak orang yang berkata, bekerjalah sendirian jika ingin cepat. Namun bekerjalah bersama-sama jika ingin berhasil.
Seperti yang kita tahu, kemajuan teknologi Indonesia sudah kalah pesat dibanding dengan negara-negara tetangga kita di kawasan Asia Tenggara. Banyak contohnya, seperti Malaysia yang sudah mempunyai kawasan khusus pusat IT, bahkan salah satu pengembang antivirus-Trendmicro atau Kaspersky ya? Lupa nih, hehe-sudah membuka kantor cabangnya di sana. Indonesia bisa dibilang kalah. Nah, untuk itu, kami, maksudnya saya dan seorang guru TIK, bekerjasama untuk mengurusi blog ini.^^ Kalau mau lihat blog yang kontennnya asli bener2 postingan saya(Blackcat. Klik aja di sini...

Selasa, 02 September 2008

The Final Day of The Dugderan Festival

















Apa yang membedakan kota Semarang dan kota besar lainnya? Khususnya pada saat manjelang bulan Ramadhan? Jawabnya gampang, yaitu: dugderan.

Dugderan adalah semacam perayaan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yang diadakan selama kurang lebih seminggu sebelum Ramadhan, dan hanya ada di kota Semarang!

Dugderan tahun 2008 ini, atau tahun 1429H diadakan di Masjid Agung Jawa Tengah, biasa disebut MAJT. Kalau dipikir, bagaimana jadinya jika perayaan besar semacam dugderan diadakan di kawasan Masjid Agung, yang juga besar, namun, tidak memiliki akses jalan yang memadai? Hmm, yah seperti yang saya alami hari Minggu kemarin.

Minggu, 31 Agustus 2008 sore, saya dan Ayah berboncengan menuju MAJT, bukan untuk menyaksikan perayaan dugderan, melainkan untuk mengambil jadwal imsakiyah bulan Ramadhan untuk keperluan pekerjaan. Kami berdua sudah tahu, karena ini hari terakhir, jika lewat rute biasa atau samping Makro, jalanan pasti macet, karena itu untuk menghindari kemacetan, kami berdua memilih lewat jalan Supriyadi kemudian belok kiri di lampu merah dan akan langsung sampai di depan MAJT.

Dugaan kami ternyata salah, jalan tersebut juga mengalami kemacetan yang sangat parah hingga depan MAJT bahkan motor saja susah untuk lewat. Bosan menunggu, kami pun banting setir lewat jalan tikus di perumahan padat penduduk depan MAJT. Kata warga jalan itu nanti tembusnya tepat di depan gerbang masuk MAJT, ternyata benar, kami sudah menemukan jalan keluar, namun masya Allah, di pertigaan jalan keluar tersebut macetnya sungguh luar biasa. Jalan yang hanya lebih kecil sedikit dari jalan gajah itu dijejali bermacam-macam kendaraan, mulai mobil pick up, motor, sepeda penjual es krim, sampai penjual balon karbitan. Melihat kemungkinannya hampir nol untuk bisa parkir di dalam area MAJT, kami pun memutuskan untuk parkir di halaman rumah penduduk yang memang berubah menjadi tempat parkir sementara. Setelah membayar uang parkir sebesar tiga ribu rupiah, kami lalu berjalan kaki merangsek masuk ke dalam area MAJT, bahkan, sungguh, jalan kaki pun susah! Sampai ke dalam MAJT, saya melihat kerumunan massa yang begitu banyaknya, orang-orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah yang biasanya datang rombongan dengan menyarter bus, daihatsu atau bahkan truk, mendominasi kerumunan orang tersebut. Mungkin mereka ingin melaksanakan tarawih pertama di Masjid Terbesar di Jateng ini, ya? Atau ingin mendengarkan sambutan dari Pak Bibit? Setelah mendapatkan jadwal imsakiyah, kami pun mampir makan bakso di kafetaria MAJT, di saat makan, tiba-tiba terdengar suara letusan yang amat kuat, orang-orang di sekitar kami pada kaget, bahkan ada yang berkata kalau itu letusan dari tabung gas penjual balon yang meledak. Padahal, tentu saja itu adalah suara letusan meriam tanpa peluru yang digunakan untuk menandai datangnya bulan suci Ramadhan. Hanya saja, letusan yang biasanya terdengar sebanyak tujuh kali, saat itu hanya terdengar sebanyak empat kali saja.

Setelah itu, kami berjalan ke tempat parkir untuk kembali pulang. Sepintas terlihat arak-arakan peserta dugderan yang terakhir diiringi terbangan. Perjalanan pulang relatif mudah tidak begitu macet, kami pulang lewat daerah tambak boyo yang tembus ke arteri, dari arteri ke arah selatan menuju Jalan Majapahit, kemudian kami belok di depan BLK untuk pulang ke rumah kami yang terletak di daerah Kedungmundu.

Itulah sedikit pengalaman mengenai hari terakhir perayaan dugderan. Namun yang amat disayangkan adalah saya melihat banyak sampah dimana-mana, bahkan sampai pada altar di bawah payung elektronik.

Dengan berakhirnya festival tersebut, menandai datangnya bulan suci Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakan, dan semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Amin.

Senin, 01 September 2008

Kembalinya Blackcat ke Dunia Maya

 Setelah saya memposting tulisan yang pertama ke dalam blog ini, karena bingung, saya pun memutuskan untuk vakum beberapa saat, bagi saya memposting blog adalah hal yang agak sulit… Karena saya masih memakai jasa Warung Internet untuk browsing, dan karena menurut saya, banyak hal di hypertext transfer protocol yang lebih menarik untuk dijelajahi, daripada sekadar mengurusi blog tersayangku ini..(^_^;)
 Namun, semua itu berubah setelah Bapak saya memutuskan untuk berlangganan high speed internet acces. Saya masih ingat, waktu itu hari Jum’at tanggal 22 Agustus 2008, pada siang hari, saya angkat telepon dari Bapak yang mengatakan,”Fis, nanti sekitar jam lima ada petugas dating buat pasang Spidi. Jangan kemana-mana ya”. Sontak saya pun menjawab,”Berarti nanti nggak berangkat les, pak?”. Karena kebetulan pada sore hari itu saya ada les di sebuah bimbel, tetapi ternyata Ayah tetap menyuruh saya berangkat dengan alasan les itu penting dan tidak boleh ditinggalkan. Maka, sore itu pun saya berangkat les dengan pikiran yang berkecamuk bahwa:’pulang les nanti bisa internetan, di rumah!’. 
 Namun, saat sedang asyik-asyiknya mendengarkan penjelasan tentang integral, tiba-tiba Motorola saya berbunyi, ada pesan masuk. Pesan tersebut lantas saya baca, ternyata dari Ayah yang mengatakan bahwa petugas yang ingin memasang internet meminta untuk meng-unistall Ubuntu yang ada di komputer saya, karena dikhawatirkan nanti bisa ‘nyrimpeti’. Saya pun bergegas pulang lebih awal untuk membereskan masalah yang bisa-bisa, mengaburkan impian saya untuk memiliki akses ke dunia luar dari kamar sendiri. Alhamdullilah, ternyata setelah berdiskusi dan sharing panjang lebar, ditambah sedikit penjelasan dari guru TIK, ternyata Ubuntu yang biasanya membuat gangguan adalah yang dipasang di perkantoran, jadi punya saya tidak masalah. Dan pemasangan pun berjalan lancar. Sejak saat itu, komputer bernama TWOH_DEVICE, dengan IP address sekian telah melesat bersama saya mengarungi samudra HTTP yang amat luas, indah, sekaligus manyimpan berjuta-juta bahaya mematikan yang selalu mengancam setiap saat…
Singkat kata, kemudian saking asyiknya berinternet, kuota yang seharusnya untuk satu bulan, hampir habis hanya dalam sepuluh hari saja. Puncaknya pada hari Jum’at malam, saat itu saya browsing dari pukul 19.00 hingga hampir pukul 00.00 tengah malam! Yang kemudian berakibat saya dimarahi habis-habisan oleh Ayah…Xp